Yoga Pradana W
Just another WordPress.com weblog

LINGUISTIK BAHASA INDONESIA

Hakikat bahasa :

Menurut  teori structural, bahasa adalah suatu system tanda arbitrer yang konfensional. Yang bersifat sistematik dan sistemis.

Sistematis                        : karena mengikuti ketentuan-ketentuan atau kaidah-kaidah yang teratur

Sistemik : karena bahasa itu sendiri merupakan suatu system atau subsistem-subsistem.

Misalnya subsistem fonologi, sintaksis, semantic dan leksikon.

Berkaitan dengan ciri tanda, bahasa pada dasarnya merupakan perpaduan antara dua unsur yaitu signifie,Signifian

Signifie                              : unsur bahasa yang berada di balik tanda yang berupa konsep dalam benak si

penutur.

Signifiant                          : Unsur bahasa yang merupakan wujud fisik atau yang berupa tanda ujar.

Fungsi Bahasa       :

FUNGSI KHUSUS    :

Menurut Jacobson fungsi bahasa ada enam yaitu :

Emotif                                 : apabila tumpuannya pada si penutur (addresser)

Konatif                               : apabila tumpuan pembicaraan pada lawan bicara (addresce)

Referensial                      : apabila tumpuan pembicaraan pada konteks (context)

Puitik                                  : apabila tumpuan pembicaraan pada amanat (messege)

Fatik                                     : apabila tumpuan pembicaraan pada kontak (contak)

Metalingua                      ; apabila tumpuan pembicaraan pada kode (code)

Fungsi bahasa menurut Dell Hymes :

  1. Untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma social. (misalnya untuk menulis surat lamaran, untuk mengajukan permohonan, untuk minta ijin)
  2. Untuk menyampaikan pengalaman tentang keindahan, kebaikan, keluhuran budi.
  3. Untuk mengatur kontak social (misalnya untuk tegur sapa, salam)
  4. Untuk mengatur perilaku (misanya berdoa, menghitung)
  5. Untuk mengungkapkan perasaan (misalnya memaki, memuji, menyeru)

SEJARAH PERKMBANGAN BHSA

Plato membagi bahasa menjadi 2 yaitu :

  1. Onoma       : jenis kata yang biasanya mnjadi pangkal pernyataan dan pembicaraan.
  2. Rhema        : biasanya dipakai untuk mengungkapkan pernyataan atau pembicaraan.

Aristoteles membagi bahasa menjadi 3 yaitu onoma, rhema, dan syndesmos

  1. Syndesmos : jenis kata yg tdk termasuk ke dalam onoma dan rhema/ tidk pernah berubah

Menurut aristoteles onoma mengalami prubahan bntuk scara deklinatif (prubahan bentuk yang di akibatkan oleh perbedaan jnis kelamin, jumlah, dan kasus), Rhema berubah secara konjugasi (prubahan yg diakibatkn perbedaan jumlah, kala dan persona)

BIDANG CAKUPAN LINGUISTIK

  1. 1. Mikrolinguistik  : lingkup linguistic yang mempelajari bahasa dalam rangka untuk kepentingan bahasa itu sendiri tanpa memikirkan dengan ilmu lain dan bagaimana penerapanya  ilmu tersebut dalam kehidupan. (teori-teori linguistic, linguistic historis, perbandingan bahasa, deskripsi bahasa)
  2. 2. Makrolinguistik : lingkup linguistic yang mempelajari bahasa dalam kaitanya dengan dunia luar, yang berhubungan dengan ilmu lain serta penerapanya dalam kehidupan sehari-hari. (meliputi bidang linguisti interdisiplener dab linguistic terapan)

TIPOLOGI BAHASA

  1. Genealogis  (kriteria menurut gars keturunan) bahasa diperlakukan sama denga manusia yang memiliki garis keturunan. Dibayangkan bahwa bahasa berasal dari satu induk yang kemudian menurunkan beberapa bahasa dan dialek-dialek.
  2. Geografis (tipologi areal) setiap daerah /lokasi geografis mewarnai corak pemakaian bahasa
  3. Structural menggunakan kreteria struktur bahasa yang meliputi
    1. Struktur morfologis : brdasarkan perbedaan struktur morfologis terdapat 4 macam tipe bahasa
  • Aglutinatif (struktur katanya terbentuk oleh penggabungan unsur pokok dan unsur tambahan
  • Fleksi (struktur katanya terbentuk oleh perubahan bentuk kata(deklinasi dan konjunggasi))
  • Flekso aglutinatif (sebagian prosede morfologisnya mengikuti corak bahasa fleksi dan aglutinatif)
  • Isolasi (tidak mengalami prosede morfologis/tidak ada pembentukan kata)
  1. Morfosintaksis
  • Tipe bahasa analitik (setiap kata memiliti satu konsep dan tidak terdiri dari gabungan konsep)
  • Sintetik (satu bentuk bahasa telah mengndung konsep makna sintaksis dan sekaligus juga merupakan hubungan sintaksis)
  • Polisintetik (citranya hamper sama dengan bahasa yang bertipe sintetik hanya lebih kompleks)
  1. Fraseologi (bahasa yang bertipe Atribut Senter)
  2. Struktur klausal (bahasa yang bertipe v-o)

TEORI ALIRAN LINGUISTIK

Aliran Tradisional : berdasarkan pola pemikiran secara filosofis. Ciri-cirinya yaitu

  1. Bertolak dari pola fikir yang filosofis
  2. Tidak membedakan bahasa dan tulisan : teori ini mencampur adukkan pengertian bahasa dan tulisan dengan demikian mencampur adukan penertian bunyi dan huruf.
  3. Senang bermain dengan definisi : merupakan pengaruh dari cara berfikir secara deduktif . semua istilah diberi definisi terlebih dahulu dan selanjutnya diberi contoh, yang kadang-kadang ala kadarnya.
  4. Pemakaian bahasa berkiblat pada pola/kaidah : kaidah bahasa yang telah disusun dalam bentuk buku tata bahasa harus benar-benar ditaati oleh oleh pemekai bahasa. Setiap pelanggar dinyatakan sebagai bahasa yang salah atau tercela.
  5. Level-level gramatik belum ditaati secara rapi
  6. Tata bahasa didominasi oleh jenis kata

Pendukung teori ini adalah Sanvoort, C.A Mees, Van Ophuysen, R.O. Winstedt, St. M. Zain, St. Takmir Alisyahbana, Madong Lubis, Poedjawijatna, Tardjan Hadidjaja.

Aliran Struktural : berlandaskan pola-pola pemikiran secara behavioristic yang berangapan bahwa jiwa seseorang dan hakikat Sesuatu hanya bias dideteksi lewat tingkah laku dan perwujudan lahiriahnya yang tampak.

Ciri-ciri aliran ini adalah

  1. Berlandaskan pada paham Behavioristik
  2. Bahasa berupa ujaran
  3. Bahasa merupakan factor kebiasaan
  4. Bahasa berupa system tanda
  5. Kegramatikalan berdasarkan keumuman
  6. Level-level kegramatikalan ditegakkan secara rapi
  7. Tekanan analisis pada bidang morfologi
  8. Bahasa merupakan deretan sintakmatik dan parakdimatik
  9. Analisis bahasa secara diskriptif
  10. Analisa struktur bahasa berdasarkan unsur langsung

Pendukungnya antara lain Ferdinand de Saussure, Leonard Bloomfield, Eugine Nida, Charles F. Hockett, Nelson, Wells.

Aliran Transformasional : merupakan reaksi dari paham Strukturalisme. Konsep strukturalisme yang paling detentang aliran ini adalah konsep bahwa bahasa sebagai factor kebiasaan

Ciri-cirinya adalah

  1. Berdasarkan paham mentalistik
  2. Bahasa merupakan innate
  3. Bahasa terdiri atas lapis dalam dan permukaan
  4. Bahasa terdiri atas unsur Competent dan performance
  5. Analisis bahasa bertolak dari kalimat
  6. Bahasa bersifat kreatif
  7. Membedakan kalimat inti dan kalimat transformasi
  8. Analisis diwujudkan dalam bentuk rumus dan diagram pohon
  9. Gramatikal bersifat generative

Pendukung Aliran Ini Adalah N. Chomsky, P. Postal, J.A Fodor, M. Halle, R.Palmatier, J. Lyons.

Aliran Tagmetik : ciri-cirinya adalah

  1. Setiap stuktur terdiri dari tagmen-tagmen (slot, kelas, peran, kohesi)
  2. Bersifat elektik
  3. Bersifat universal
  4. Tiga herarki linguistic  (referensial, fonological, gramatikal)
  5. Tataran pada hierarki gramatial
  6. Slot pada tataran klausa
  7. Predikat kata kerja
  8. Ciri etik dan ciri emik
  9. Rumus di dalam analisis
  10. Analisis dimulai dari klausa
  11. Tidak ada batasan antra morfologi dan sintaksis

Belum Ada Tanggapan to “LINGUISTIK BAHASA INDONESIA”

Tinggalkan komentar